Senin, 22 Februari 2016

Contoh Makalah Kerajinan dari Bahan Keras



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
       Kerajinan merupakan budaya tradisional yang kini menjadi komoditi negara untuk meningkatkan devisa. Diantara sejumlah kerajinan Nusantara, ada kerajinan yang tetap mempertahankan bentuk dan ragam hias tradisionalnya, tetapi ada pula yang telah dikembangkan sesuai dengan tuntutan pasar.
Seperti yang sudah dipelajari pada pembahasaan sebelumnya, bahwa produk kerajinan dapat dibagi menjadi dua, yaitu produk kerajinan dari bahan lunak maupun produk kerajinan dari bahan keras. Produk kerajinan dari bahan keras merupakan produk kerajinan yang menggunakan bahan dasar yang bersifat keras, contohnya dari kayu.
        Negara Indonesia merupakan daerah tropis yang sebagian besar wilayahnya diisi oleh lautan dan juga hutan. Hutan yang tersebar di banyak tempat di Indonesia tentu menjadi keuntungan tersendiri bagi para perajin. Karya kerajinan ukir kayu adalah karya kerajinan yang menggunakan bahan dari kayu yang dikerjakan atau dibentuk menggunakan  tatah ukir. Kerajinan ukiran memang lebih banyak menggunakan bahan baku kayu sebagai bahan utamanya. Kayu yang biasanya digunakan adalah: kayu jati, mahoni, waru, sawo, nangka, dan lain-lain.
       Kerajinan ukir kayu banyak diminati oleh masyarakat Indonesia, dengan memanfaatkan motif ragam hias pada masing-masing daerah serta jenis kayu yang berkualitas tinggi sehingga dapat menghasilkan suatu karya kerajinan yang bernilai tinggi. Dari kerajinan bernilai tinggi tersebut dapat memungkinkan terjadinya proses perekonomian antar  masyarakat suatu daerah sehingga meninggikan tingkat kesejahteraan masyarakat.

1.2  Tujuan
       Adapun tujuan dalam pembuatan karya kerajinan dari ukir kayu adalah sebagai berikut:
  1. Mengapresiasi keanekaragaman produk kerajinan dari bahan keras dan wirausaha di wilayah setempat dan lainnya sebagai ungkapan rasa bangga dan wujud rasa syukur sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Mengidentifikasi bahan, motif hias, teknik pembuatan, dan fungsi produk kerajinan dari bahan keras di wilayah setempat dan lainnya berdasarkan rasa ingin tahu dan peduli lingkungan.
  3. Menganalisis unsur estetika dan ergonomis produk kerajinan dari bahan keras serta menunjukkan inovasi dalam berkarya dan semangat kewirausahaan.
  4. Merancang pembuatan produk kerajinan dari bahan keras dan pengemasannya dengan menerapkan prinsip perencanaan produksi kerajinan serta menunjukkan perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri.
  5. Mendesain produk dan pengemasan karya kerajinan dari bahan keras berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya berdasarkan orisinilitas ide dan cita rasa estetis diri sendiri.
  6. Membuat produk kerajinan dari bahan keras di wilayah setempat dan lainnya dengan sikap bekerja sama, gotong royong, bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif dan inovatif.
  7. Menganalisis keberhasilan dan kegagalan serta peluang usaha kerajinan dari bahan keras di wilayah setempat dan lainnya dengan memperhatikan estetika dan ergonomis produk akhir untuk membangun semangat usaha. 

1.3  Manfaat
       Manfaat dari pembuatan karya kerajinan dari bahan keras adalah:
  1. Menghasilkan produk-produk terbaru yang berasal dari bahan keras
  2. Mengeksplorasikan karya-karya pola motif ragam hias yang kreatif dan inovatif
  3. Memberikan ilmu dan pengalaman dalam pembuatan kerajinan dari bahan keras yang pada nantinya ilmu dan pengalaman itu sendiri akan kita petik hasilnya.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Aneka Produk Kerajinan dari Bahan Keras
      Produk kerajinan sangat beraneka ragam. Berikut ini contoh produk kerajinan dari bahan keras.
a.    Kerajinan Logam
      Kerajinan logam menggunakan bahan logam seperti besi, perunggu, emas, perak, dan lain-lain. Teknik yang digunakan biasanya menggunakan sistem cor, ukir, tempa atau sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Bahan logam banyak dibuat sebagai perhiasan atau aksesoris, kemudian berkembang pula sebagai benda hias dan benda fungsional lainnya, seperti: gelas, kap lampu, perhiasan, wadah serbaguna bahkan sampai piala sebagai simbol
kejuaraan. Logam memiliki sifat keras, sehingga dalam pengolahannya memerlukan teknik yang tidak mudah, seperti diolah dengan teknik bakar/pemanasan dan tempa.
b.    Kerajinan Kayu
      Negara Indonesia merupakan daerah tropis yang sebagian besar wilayahnya diisi oleh lautan dan juga hutan. Hutan yang tersebar di banyak tempat di Indonesia tentu menjadi keuntungan tersendiri bagi para perajin. Karya kerajinan ukir kayu adalah karya kerajinan yang menggunakan bahan dari kayu yang dikerjakan atau dibentuk menggunakan tatah ukir. Kerajinan ukiran memang lebih banyak menggunakan bahan baku kayu sebagai bahan utamanya. Kayu yang biasanya digunakan adalah: kayu jati, mahoni, waru, sawo, nangka, dan lain-lain.
c.    Kerajinan Bambu
       Bambu dapat dijadikan berbagai produk kerajinan yang bernilai estetis dan ekonomi tinggi. Sejak ratusan tahun lalu, orang Indonesia telah menggunakan bambu untuk berbagai kebutuhan, mulai dari yang paling sederhana sampai yang rumit. Sampai saat ini, bambu masih digunakan untuk keperluan tersebut. Bahkan saat ini, produk kerajinan bambu tampil dengan desain lebih menarik dan artistik. Beberapa teknik dalam pembuatan kerajinan bahan alam dari bambu adalah teknik anyaman dan teknik tempel atau sambung. Anyaman Indonesia sangat dikenal di mancanegara dengan berbagai motif dan bentuk yang menarik.

d.    Kerajinan Rotan
       Rotan merupakan hasil kekayaan alam yang sangat besar di Indonesia. Pulau yang paling banyak menghasilkan rotan adalah Kalimantan. Tumbuhan rotan bersifat kuat dan lentur sehingga sangat cocok sebagai benda kerajinan dengan teknik anyaman. Contoh produk kerajinan dari bahan rotan banyak digunakan pada meja kursi, almari, tempat makanan,
dan lain-lain

e.    Kerajinan Batu
      Indonesia sangat kaya dengan bebatuan, jenisnya beraneka ragam. Daerah Kalimantan merupakan penghasil batu warna yang dinilai sangat unik. Banyak daerah di Indonesia menjadikan bebatuan warna sebagai produk kerajinan seperti: aksesoris pelengkap busana, juga sebagai penghias benda. Batu hitam yang keras dan batu padas berwarna putih/cokelat yang lunak banyak dimanfaatkan untuk produk kerajinan. Teknik pengolahan untuk batu
hitam dan batu padas banyak menggunakan teknik pahat dan teknik ukir. Kerajinan batu banyak digunakan untuk hiasan interior dan eksterior.

f.      Kerajinan Kaca Serat (Fiberglass)
        Kaca serat (fiberglass) adalah serat gelas berupa kaca cair yang ditarik menjadi serat tipis. Serat ini dapat dipintal menjadi benang atau ditenun menjadi kain, kondisi sudah siap pakai. Kemudian, diresapi dengan resin sehingga menjadi bahan yang kuat dan tahan korosi. Oleh sebab, itu fiberglass biasa digunakan sebagai badan mobil dan bangunan kapal. Dia juga digunakan sebagai agen penguat untuk banyak produk plastik. Kerajinan fiberglass membutuhkan beberapa campuran dalam proses pembuatannya. Campuran fiberglass terdiri atas cairan resin (minyak resin bahan dasarnya minyak bumi dan residu), katalis, met atau serat fiber, polish atau sabun krim silicon untuk membuat cetakan, serta talk untuk memekatkan warna. Proses pembuatan perlu perbandingan agar memperoleh hasil yang baik. Jika zat cair (resin dan katalis) dicampur, akan bereaksi dari cair berubah menjadi padat dan keras, serta berwarna bening mengilap. Berikut contoh kerajinan dari fiberglass.
 
2.2   Fungsi Produk Kerajinan dari Bahan Keras
  1. Benda pakai, adalah karya kerajinan yang diciptakan mengutamakan fungsinya. Unsur  keindahannya hanyalah sebagai pendukung.
  2. Benda hias, adalah karya kerajinan yang dibuat sebagai benda pajangan atau hiasan. Jenis ini  lebih menonjolkan aspek keindahan daripada aspek kegunaan atau segi fungsinya.

2.3   Unsur Estetika dan Ergonomis Produk Kerajinan dari Bahan Keras
        Pembuatan produk kerajinan harus memperhatikan unsur estetika dan ergonomis.
a.      Unsur Estetika
      Unsur   estetika   sering   kita   kenal   dengan   istilah   keindahan. Keindahan   adalah   nilai-nilai   estetis   yang   menyertai   sebuah karya   seni.   Keindahan   juga   diartikan   sebagai   pengalaman estetis  yang  diperoleh  ketika  seseorang  mencerap  objek  seni atau dapat pula dipahami sebagai sebuah objek yang memiliki unsur keindahan. Nilai-nilai keindahan (estetik) atau keunikan karya seni memiliki prinsip: kesatuan (unity), keselarasan (harmoni), keseimbangan (balance),    dan    kontras    (contrast)    sehingga    menimbulkan perasaan haru, nyaman, nikmat, bahagia, agung, ataupun rasa senang.

b.    Unsur Ergonomis
       Unsur   ergonomis   karya   kerajinan   selalu   dikaitkan   dengan aspek  fungsi  atau  kegunaan.    Adapun  unsur  ergonomis  karya kerajinan adalah seperti berikut:
  1. Keamanan   (security)   yaitu   jaminan   tentang   keamanan orang menggunakan produk kerajinan tersebut.
  2. Kenyamanan   (comfortable),   yaitu   kenyamanan   apabila produk  kerajinan  tersebut  digunakan.  Barang  yang  enak digunakan disebut barang terap. Produk kerajinan terapan adalah  produk  kerajinan  yang  memiliki  nilai  praktis  yang tinggi.
  3. Keluwesan    (flexibility),    yaitu    keluwesan    penggunaan. Produk  kerajinan  adalah  produk  terap/pakai,  yaitu  produk kerajinan  yang  wujudnya  sesuai  dengan  kegunaan  atau
  4. terapannya.  Produk  terap/pakai  dipersyaratkan  memberi kemudahan   dan   keluwesan   penggunaan   agar   pemakai tidak mengalami kesulitan dalam penggunaannya.

2.4 Teknik Pembuatan Produk Kerajinan dari Bahan Keras

a. Teknik Kerja Bangku
   Teknik Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam mengerjakan produk kriya kayu. Pekerjaan kerjabangku penekanan pada pembuatan benda kontruksi dengan alattangan,dan dilakukan di bangku kerja. pekerjaan kerja bangku meliputi berbagai jenis kontruksi geometris, membuat geometris secara terukur,membuat sambungan, dan merakit beberapa komponen dengan bahan papan maupun balok kayu. Persyaratan kualitas terletak kepada pemahaman seseorang dalam praktek kerja bangku dan pelaksanaannya di tempat kerja yang meliputi : tingkat ketrampilan dasar penguasaaan alat tangan , tingkat kesulitan produk yang dibuat, tingkat keapresisian hasil karya. Untuk memperoleh hasil yang presisi pekerjaan kerja bangku biasanya dibantu dengan menggunakan alat-alat semi masinal,disamping untuk mempercepat proses kerja. Tingkat kejelasan gambar yang dipergunakan, kualitas peralatan baik alat potong, serut, pahat alat penghalus sangat menentukan hasil produk.

b. Teknik Bubut
  Dalam pekerjaan membubut diperlukan alat pemotong yang berfungsi untuk mengiris, menyayat/menggaruk dan membentuk benda. Proses Kerja Teknik Bubut:
  1. Potonglah kayu sesuai dengan ukuran pada gambar kerja ditambah 2 cm pada setiap ujungnya.
  2. Buatlah garis diagonal pada setiap ujung kayu dengan menggunakan penggaris dan pensil untuk menentukan titik senter. Tandailah titik senter dengan menggunakan drip atau palu besi.
  3. Ketamlah sudut-sudut kayu menjadi segi delapan dengan menggunakan ketam baja.
  4. Pasanglah benda kerja pada senter mesin bubut . Kemudian aturlah ketinggian penyangga pahat sesuai dengan senter mesin bubut 6 Mulailah pembubutan dari bentuk segi delapan menjadi silinder dengan menggunakan pahat kuku besar.
  5. Ratakan bentuk silinder dengan menggunakan pahat lurus atau pahat miring/sero.

c. Teknik Ukir
    Ukir kayu adalah cukilan berupa ornamen atau ragam hias hasil rangkaian yang indah, berelung-relung, saling jalin menjalin, berulang dan sambung-menyambung sehingga mewujudkan suatu hiasan. Semula ukiran merupakan ornamen sederhana yang diterapkan dengan sistem gores dan tempel pada tanah liat, batu atau kayu dengan alat yang sangat sederhana pula, yang selanjutnya berkembang sampai sekarang menjadi ukiran yang beraneka ragam coraknya. Hasil ukir kayu di Indonesia pada saat ini menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Hal itu terbukti dengan semakin banyaknya jenis produksi dan konsumen ukirkayu, terutama pada perabot dan jenis barang-barang kerajinan lainnya.

Khususnya di Jawa terdapat barang-barang ukir kayu yang dapat kita lihat terutama di Jawa Tengah, tepatnya di Jepara sebagai penghasil ukir kayu utama yang sudah dikenal sejak jaman dulu, di samping daerah lain seperti Serenan di Surakarta dan Polowijen di Kota Malang Jawa Timur. Hasil ukir dari daerah-daerah tersebut umumnya berupa barang yang digunakan dalam kehidupan rumah tangga berupa perabot dan hiasan serta barang yang digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Karya hasil ukir kayu yang diwujudkan adalah berupa barang-barang yang bersifat sebagai berikut:
Teknologi kerja ukir kayu memerlukan perlengkapan yaitu meja kerja sebagai tempat landasan untuk mengukir dan kursi sebagai tempat duduk untuk kerja supaya mendapatkan kenyamanan dalam kerja ukir, penerangan ruangan, sistem sirkulasi udara (ventilasi ruangan), ruangan harus memadahi sehingga dengan kelengkapan tersebut diatas akan didapatkan situasi kerja yang nyaman.

2.5  Teknik Dasar Ukiran Kayu
      Ukiran kayu adalah hobi yang sudah ada selama beberapa dekade. Beberapa orang melakukannya untuk kesenangan, yang lain membuat ukiran yang rumit atau sederhana, mebel atau tanda-tanda untuk mencari nafkah. Ada banyak cara untuk mengukir kayu, dari raut sederhana untuk memotong perangkat kekuasaan yang kompleks. Teknik yang digunakan untuk mengukir kayu dari berbagai pemotongan dan memahat untuk pembakaran. Berikut adalah beberapa teknik termudah dan paling efektif untuk membantu Anda memulai ukiran kayu dengan segera.

a. Memilih Kayu
   Kayu yang Anda butuhkan untuk ukiran dikategorikan menjadi dua jenis – kayu keras dan kayu lunak. Daun pohon-pohon dengan daun lebar yang kehilangan daun mereka selama musim gugur setiap tahun banyak penyedia kayu, sedangkan kayu lunak tersedia dari pohon cemara yang  kerucut. Sementara kayu seperti oak, jati, sonokeling dan walnut berbagai bentuk pertama, jenis kayu lunak – misalnya, butternut, pinus, basswood, cedar dan kapuk – tampaknya paling populer dengan penggemar ukiran.

b. Peralatan Ukiran
   Berbagai bentuk ukiran kayu memerlukan alat yang berbeda dan instrumen. Beberapa alat yang paling umum adalah ukiran pisau yang berbeda ukuran, pahat persegi dan miring, gouges, file, dan alat rasps perpisahan.

c. Teknik Ukiran Relief
   Teknik ini umumnya digunakan untuk dua-dimensi benda seni untuk dekorasi di dinding dan di sekitar rumah. Ini terdiri dari penghapusan kayu dari sebuah papan datar dari kayu dan Penciptaan seperti objek yang diukir  akan tampak seperti itu adalah tumbuh keluar dari permukaan. Dimulai dengan ide desain, rencana master ukiran bantuan dilakukan di atas kertas dan kemudian dibawa ke panel kayu.
 
Sederhana, instrumen tangan dioperasikan seperti gouges, palu dan pahat yang diperlukan untuk ukiran. Selama proses tersebut, kayu pecah jauh dari pola, membuat kenaikan desain dari kayu. Tepi desain tidak teratur  kemudian mencukur agar sesuai garis dari pola asli. Mendapatkan digunakan untuk mencengkeram dan bekerja instrumen baik dan membuat alat yang cukup tajam untuk ukiran rapi adalah inti-ukiran relief keterampilan. d. Chip Ukiran
Ukiran Chip adalah teknik biasanya digunakan pada potongan lebih besar dari pekerjaan seperti tunggul pohon atau kayu, dan menggunakan kapak dan pahat yang lebih besar. Teknik ini jauh seperti patung, dan ini melibatkan chipping di kayu sampai Anda memunculkan gambar patung. Dalam teknik chip-ukiran, juga dikenal sebagai ukiran sendok, Anda menggunakan pisau untuk menghilangkan serpihan kayu kecil dari panel atau blok. Sebagian besar dilakukan di butternut, pinus atau mahoni, ukiran chip yang melibatkan memanipulasi dua permukaan – wajah dari panel kayu atau blok dan memotong titik berpotongan di bawah permukaan kayu.

e. Pembakaran Kayu
   Pembakaran kayu adalah teknik terutama digunakan untuk menambah desain untuk proyek kayu yang selesai, tetapi beberapa pemahat benar-benar menggunakan metode pembakaran untuk mengukir proyek-proyek kecil. Pena pembakar kayu membakar kayu, bukan dari mengukir, meninggalkan tepi menghitam di sekitar ukiran akhir.

f. Mengerik Kayu
   Ngerik adalah salah satu, cara tertua paling sederhana dan paling santai untuk bekerja dengan kayu. Teknik ini melibatkan tidak lebih dari sepotong kayu dan pisau ukir. Kayu pengrajin yang telah berlatih seni ini untuk kadang-kadang sering dapat duduk dan meraut apa saja dalam waktu setengah jam atau lebih. Ngerik hanya masalah pemotongan bit kayu jauh dari blok sampai desain Anda setelah terbentuk. Dalam banyak kasus, pemahat kayu terampil melakukannya dengan pisau kecil, dan merinci dengan pisau yang sama.

g. Teknik Ukir Putaran
    Sebuah jenis tiga-dimensi dari ukiran kayu yang digunakan terutama oleh seniman dan pemahat berpengalaman, teknik putaran menimbulkan berbagai pilihan objek dan patung-patung. Anda awalnya membuat tanah liat atau model lilin, maka kerangka kawat untuk pelengkap eksternal objek. Akhirnya, sebuah balok kayu adalah kunci untuk ini untuk mengukir potongan seni yang dihasilkan. Teknik ini membutuhkan hampir semua kayu-ukiran alat dan instrumen.

f. Bantuan Ukiran
   Pertolongan ukir adalah seni chipping dan memotong pada sepotong kayu datar untuk membawa muncul ukiran sehingga tampak tiga dimensi. Ukiran Relief ini biasanya dilakukan dengan sebuah alat pahat dan palu, pisau ukir meskipun sering digunakan untuk detail pekerjaan sampai selesai. Pada ukiran relief, pengrajin pahat kayu dari potongan datar sampai gambar, dia mulai mengambil bentuk dalam kayu, sehingga muncul.


2.6 Proses Produksi Kerajinan Ukir Kayu
  1. Penyiapan bahan
  2. Penyiapan alat
  3. Membuat rancangan atau gambar kerja
  4. Menyiapkan pola
  5. Menempel pola pada papan yang sudah dipersiapkan
  6. Menyekrol atau krawangan untuk tripleks
  7. Memahat bagian dasaran
  8. Membentuk ukiran
  9. Memberi benangan atau coretan pada motif
  10. Mengamplas
  11. Finishing

2.7  Keselamatan Kerja Pada Produksi Kerajinan Ukir Kayu
  1. Memerhatikan ruangan kerja dan fentilasi udara yang bersih
  2. Menggunakan pakaian kerja untuk melindungi kotoran kayu
  3. Memakai sepatu kerja
  4. Memakai kaos tangan saat memahat agar tidak terluka
  5. Menggunakan masker agar tidak terhirup debu kayu
  6. Tidak bergurau atau bercanda saat bekerja untuk menghindari kecelakaan
  7. Jika sudah selesai bersihkan kotoran sisa pahatan dan buang pada tempatnya.



BAB III
METODOLOGI PEMBUATAN
Alat Pembuatan :
1.      Satu set alat ukir kayu (pahat coret)
2.      Gergaji
3.      Palu
4.      Amplas
5.      Kuas
6.      Kertas karbon
7.      Pensil
8.      Kertas HVS
Bahan Pembuatan :
1.      Kayu ukir
2.      Cat kayu atau vernis
Proses Pembuatan :
1.      Buatlah pola dikertas HVS
2.      Potonglah kayu ukir dengan ukuran 30 x 30 cm
3.      Jiplaklah pola yang dikertas HVS tadi ke kayu
4.      Hasil jiplakan tersebut di ukir ke dalam mengikuti pola yang telah tadi dibuat
5.      Amplaslah hasil ukiran
6.      Catlah kayu dengan vernis pada permukaan pola
7.      Jemurlah kayu kurang lebih 5 jam
8.      Hasl ukiran telah selesai
 

BAB IV
PENUTUP
a.     Kesimpulan
       Produk kerajinan dari bahan keras merupakan produk kerajinan yang menggunakan bahan dasar yang bersifat keras. Bahan keras alami adalah bahan yang diperoleh dilingkungan sekitar kita dan kondisi fisiknya keras, seperti kayu, bambu, batu, dan rotan. Bahan keras buatan adalah bahan – bahan yang diolah menjadi keras sehingga dapat digunakan untuk membuat barang -  barang kerajinan seperti berbagai jenis logam dan fiberglass. Kerajinan ukir kayu adalah karya kerajinan yang menggunakan dari kayu yang dikerjakan atau dibentuk menggunakan tatah ukir.

b.    Saran
     Dalam proses pembuatan sebaiknya menggunakan berbagai jenis pahat ukir agar hasil ukiran maksimal. Kemudian tetap memperhatikan keselamatan kerja sehingga tercipta produk yang unggul dan berkualitas.

7 komentar: